3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Oleh : Ariyanto, S.Pd.

SMAN 1 Kertosono CGP Angkatan 4 Kab. Nganjuk

 

Menerapkan Program Meningkatkan Budaya Literasi dengan

Program Salas Saku ( Satu Kelas Satu Buku)

 

PERISTIWA(FACT)

      1. Latar Belakang

Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.. 


Pada Modul 3.3. dalam pendidikan guru penggerak ini mengupas tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Ada dua hal menarik yang dijelaskan dalam modul ini, diantaranya adalah tentang MELR : Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (monitoring, evaluasi, pembelajaran, dan pelaporan) dan manajemen resiko. Kedua materi tersebut dapat dijadikan sebagai tools untuk mengelola suatu pogram sekolah yang berdampak pada murid.

Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy Hobson, dkk (2013) dalam buku yang berjudul "A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation", Hobson dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen.

Evaluasi adalah penilaian program yang menyeluruh, sistematis dan berkala. Ini umumnya dilakukan setelah program selesai dilaksanakan (meskipun dalam beberapa kasus ada evaluasi jangka menengah) untuk menentukan efektivitas suatu program secara keseluruhan. Evaluasi berbeda dengan pemantauan karena berfokus pada pertanyaan yang lebih menyeluruh (misalnya, Apakah program yang dilaksanakan sesuai untuk memenuhi tujuan yang diharapkan? Apakah program telah meningkatkan kemampuan literasi murid ?

        Setiap sekolah memiliki 7 modal/asset, yang berpotensi untuk dikembangkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Ketujuh modal asset ini dapat, dikembangkan secara optimal dalam proses pembelajaran apabila kita dapat mengelolanya dengan baik

Berdasarkan hal ini, saya melakukan proses pemetaan aset yang dimiliki oleh SMAN 1 Kertosono adalah Adanya Guru dan siswa yang mempunyai kelebihan dan kecerdasan dibidang literasi yaitu menulis. Pembiasaan literasi membaca di SMAN 1 Kertosono sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu pembiasaan literasi perlu ditingkatkan ke pembiasaan literasi menulis. Seorang penulis yang baik pastilah seorang pembaca yang baik.

Berdasarkan hal ini perlu dilakukan Aksi nyata Program yang berdampak pada murid yaitu program  Salas Saku( Satu Kelas Satu Buku) untuk mengembangkan kecerdasan dibidang literasi.

    

             

        2.Alasan mengapa melakukan Aksi Nyata

Bertolak dari latar belakang tersebut maka saya sebagai calon Guru penggerak dari program Pendidikan Guru Penggerak Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi Berinisiatif melaksanakan Aksi Nyata yaitu Program satu kelas menulis buku ber-ISBN yang lebih populer disebut Salas Saku( Satu Kelas Satu Buku) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi.



B.PERASAAN (FEELING) :

Dengan ada Program Salas Saku  ini

·         Murid merasa senang bersemangat dan antusias untuk melaksanakan kegiatan tersebut.karena dengan adanya kegiatan tersebut murid dapat berekspresi dan menyalurkan bakat dan minatnya

·         Saya selaku guru juga merasa bangga karena dapat memberi bekal life skil kepada murid untuk berkarya terutama dibidang literasi

·         Pihak sekolah pun merasa gembira dengan adanya Program Salas Saku ini sebagai aksi nyata  mewujudkan Gerakan Literasi Sekolah yang digalakkan oleh Kemendikbudristek

·         Orang tua/ wali murid sangat bangga karena anaknya dapat melaksanakan aktifitas yang terarah dan bernilai positif

·         Dinas Pendidikan kabupaten Nganjuk sangat bangga dengan program ini, sehingga SMAN 1 Kertosono ditunjuk sebagai Sekolah Pengerak Literasi di Kabupaten Nganjuk

        


          

 

C.TEMUAN (FINDING).

Dalam aksi nyata program Salas Saku ini untuk mengembangkan minat dan bakat murid melalui gerakan literasi sangat bermanfaat karena dengan program ini dengan sendirinya kita bisa mengindentifikasihkan kebutuhan belajar murid dan mengelolah program sekolah yang berdampak pada murid.

Identifikasi jenis risiko pada program ini mungkin ada saja resiko yang muncul diantaranya tidak ada dukungan dari warga sekolah dan anggaran dana untuk memfasilitasi pembelajaran.

 


Pengukuran Resiko : resiko yang dihadapi tidak terlalu besar, akan tetapi tetap harus diperhatikan dan diukur dalam pelaksanaan program sekolah.


Strategi pengendalian resiko : ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi resiko yang mungkin terjadi, dengan mengkomunikasikan program dengan kepala sekolah, kemudian melakukan perencanaan program memperhatikan pendekatan kekuatan atau asset yang dimiliki sekolah, salah satunya dengan cara mengidentifikasi kekuatan warga sekolah dan memanfaatkan kekuatan tersebut untuk kegiatan atau program yang diadakan. Dan untuk resiko finansial murid murid didorong untuk mandiri dengan cara menabung.

 

Melakukan Evaluasi terus menerus maju bekelanjutan ; semua warga sekolah melakukan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan.


D.MASA DEPAN (FUTURE).

                                                 

Siswa memiliki keinginan dan semangat untuk melakukan kegiatan Salas Saku dengan menerbitkan buku antologi ber-ISBN. Setelah mereka berhasil menerbitkan buku antologi, mereka memiliki kepercayaan diri dan menulis buku indie dan diterbitkan lewat penerbit mayor yang akan mendatangkan pemasukan

    



  


DOKUMENTASI KEGIATAN SALAS SAKU (SATU KELAS SATU BUKU)

 

            a.Konsultasi dengan kepala sekolah

            b.Dengan Teman sejawat


c.Sosalisasi ke warga sekolah


         d. Sosialisasi ke orang Tua  


        e.Kegiatan Salas Saku

                 e.1. Sosialisasi Program Saku Sabu kepada siswa

 


               e.2. Diklat menulis

e.3. Pendampingan menulis di kelas

 


             e.4. Editing naskah

    

e.5. Buku terbit


e.6. Lounching Buku

 



 



 

 

                                                                                                                                    

Comments

Popular posts from this blog

Lima (5) Posisi Kontrol

Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia

3. Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan